Perkenalkan, saya Metias Kurnia Dita. Biasa dipanggil Dita, seorang ibu rumah tangga. Saya adalah inisiator Perpustakaan Balita Ceria, sebuah perpustakaan berbasis komunitas ibu-ibu di Desa Tegal Rejo, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kab Kotabaru, Kalsel.
Perjalanan Perpustakaan Balita Ceria bermula sejak Oktober 2019. Saat itu saya resah melihat anak-anak Balita yang terlalu sering terpapar tontonan HP. Setiap keluar rumah, selalu saya jumpai anak-anak Balita maupun usia TK & SD asyik bermain HP. Kemudian, muncullah ide dari kepala saya untuk membuat kelas bermain sambil belajar khusus untuk anak-anak Balita. Tujuannya, agar anak-anak usia dini memiliki aktivitas yang menarik dan tidak melulu bermain HP.
Saat itu pesertanya adalah anak-anak di sekitar tempat tinggal kami. Kami lalu menamai ini sebagai Komunitas Balita Ceria. Tempat belajarnya berpindah-pindah dari rumah ke rumah. Materi pembelajarannya kami rancang bersama-sama. Sebelum kelas Balita Ceria dimulai, saya selalu membacakan buku pada anak-anak. Buku yang saya bacakan adalah koleksi pribadi anak-anak saya. Ternyata, anak-anak Balita Ceria sangat tertarik ketika dibacakan buku.
Pada bulan Februari 2020, kami terpaksa harus menutup kelas Balita Ceria karena pandemi melanda. Keresahan kembali kami rasakan. Apa saja aktivitas anak-anak selama lock down pandemi ini? Ternyata lagi-lagi kembali berkutat pada HP. Lalu, terlintas dalam benak saya untuk membuat perpustakaan yang melayani peminjaman buku agar bisa dibaca oleh orang tua dan anak-anak di rumah. Ide ini saya sampaikan pada Ibu Ika. Saya ingin membuat perpustakaan tetapi tempatnya tidak memungkinkan di tempat tinggal saya karena saya tinggal di rumah dinas yang minimalis.
Ternyata Ibu Ika menyambut baik ide ini. Beliau merelakan ruang tamunya kami pakai sebagai perpustakaan. Pak Iwan, suami Ibu Ika juga dengan suka rela membuatkan rak buku untuk perpustakaan kami. Sejak itu hingga kini , perpustakaan ini masih menempati ruang tamu rumah Ibu Ika ini. Perpustakaan ini kami namai Perpustakaan Balita Ceria. Perpustakaan kami tidak hanya dikhususkan untuk anak-anak Balita, tetapi juga untuk anak-anak Usia TK dan SD.
Sejak itu, donasi buku terus berdatangan baik itu dari perorangan, penerbit, lembaga zakat, lembaga literasi, dan lembaga pemerintah. Setelah lebih dari 3 tahun berjalan, kini koleksi buku kami berjumlah lebih dari 700 judul buku. Setiap bulan sekitar 30 anak datang meminjam buku dan kurang lebih 100 judul buku dipinjam anak-anak.
Program utama kami adalah Gerakan Literasi Keluarga, yaitu upaya membangun literasi anak-anak dimulai dari keluarga di rumah. Peran Perpustakaan Balita Ceria adalah menyediakan bahan bacaan yang berkualitas untuk anak-anak. Kami mendorong orang tua agar meminjam buku di perpustakaan kami lalu membacakannya di rumah pada anak-anak usia dini mereka.
Setiap sebulan sekali kami juga mengadakan kegiatan Reading Day, Hari Membaca Buku. Kami kumpulkan anak-anak lalu kami bacakan buku pada mereka. Kami juga mengadakan kegiatan Reading Day di sekolah mitra kami yaitu PAUD IT Darul Hijrah, TKIT Hurul Huda Cantung dan Sekolah Alam SD Islam Solusi. Pada sekolah-sekolah mitra tersebut kami juga memberikan dukungan buku dan rak buku. Kami juga terbuka menerima kunjungan siswa-siswa dari sekolah mitra.
Program terbaru kami adalah pembelajaran membaca setiap sepekan sekali. Kami berusaha menggunakan media dan metode pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami anak-anak. Untuk mengikuti kelas ini dan seluruh layanan Perpustakaan Balita Ceria, anak-anak tidak dipungut biaya apapun alias gratis.
.
Setelah berjalan lebih dari 3 tahun, dampak keberadaan Perpustakaan Balita Ceria mulai nampak. Anak-anak kami memiliki hobi dibacakan buku sebelum tidur. Pengetahuan anak semakin bertambah. Daya nalar dan kritis mereka terus terasah ditandai semakin banyaknya pertanyaan yang muncul dari mereka setelah dibacakan buku. Kosa kata mereka terus bertambah sehingga bahasa lisan dan tingkat percaya diri anak-anak makin meningkat. Anak-anak pun menjadi relatif mudah diajari membaca, menulis dan berhitung (Calistung) yang berstruktur karena mereka sudah familiar dengan huruf, kata dan kalimat dari buku cerita.
Semoga kedepannya, jangkauan penerima manfaat atas keberadaan Perpustakaan Balita Ceria terus meningkat. Barangkali bagi sebagian orang, mengajak anak-anak membaca dan menyukai buku adalah urusan yang remeh-temeh. Tapi, tidak bagi kami. Membaca adalah jantungnya pendidikan. Bagaimana anak-anak akan mencintai ilmu pengetahuan jika membaca saja mereka enggan?
Salam literasi.